MAKALAH
SISTEM
INFORMASI KEUANGAN
NAMA
KELOMPOK :
· ACHMAD
FADILLAH 30114105 2DB03
· WACHID
YULI ARMAN 3C114109 2DB03
· YUSTANTO
SETYAWAN 3C114604 2DB03
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan kasih
sayang-Nya sehingga pada kesempatan kali ini penulis dapat menyelesaikan
laporan makalah di Program Studi Sistem Informasi Manajemen Keuangan Fakultas
Komputer Universitas Gunadarma.
Dalam penyusunan tugas ini, tidak
sedikit hambatan yang kami hadapi, namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan dorongan dan bimbingan
orangtua sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi oleh karena itu
kami mengucap terima kasih kepada:
· Dosen mata
kuliah Sistem Informasi Manajemen, yang telah memberikan petunjuk kepada kami sehingga kami
termotivasi menyelesaikan tugas ini.
· Orang tua
yang telah turut membantu, membimbing dan mengatasi berbagai kesulitan
sehingga tugas ini selesai.
Dalam penulisan makalah ini kami
masih merasa memiliki banyak kekurangan, baik pada teknis maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pikiran bagi pihak yang
membutuhkan khususnya bagi kami, sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.
Jakarta, 12
April 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
KATA PENGATAR .....................................................................................................
i
DAFTAR ISI
................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
.................................................................................4
1.1
Latar Belakang .................................................................................4
1.2
Rumusan Masalah.............................................................................4
1.3
Tujuan Makalah................................................................................5
1.4
Manfaat Penulisan............................................................................5
1.5
Metode Pengumpulan Data..............................................................5
BAB II LANDASAN
TEORI.............................................................................6
2.1
Pengertian Sistem Informasi Keuangan............................................6
2.2
Tujuan Informasi Keuangan............................................................10
2.3
Model Sistem Informasi Keuangan.................................................11
2.4 Tujuan Manajemen Keuangan.........................................................11
2.5 Analisis Sumber Dana dan Penggunaannya....................................11
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................12
3.1
Defini
Sistem Informasi Keuangan.................................................12
3.2
Sub Sistem Model SIM Keuangan..................................................12
3.2.1
Sub Sistem Input..........................................................................13
3.2.2
Sub Sistem Ouput........................................................................16
BAB IV PENUTUP..............................................................................................19
4.1 KESIMPULAN...............................................................................
19
4.2
SARAN............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................20
Seiring
dengan berkembang teknologi informasi di era modern ini, mengakibatkan segala
seuatu yang memungkinkan diatur secara teknologi diusahakan secara maksimal atu
secara besar-besaran, dimana sistem kerja secara manual perlahan-lahan mulai
tergeser dengan adanya teknologi yang semakin canggih. Usaha manusia untuk
memunculkan terobosan baru di bidang teknologi tentunya sangat mendukung proses
kerja yang pada awalnya memerlukaan waktu yang relatif lama menjadi dapat
terselesaikan dengan waktu yang relatif singkat dengan hasil yang memuaskan,
walaupun dengan teknologi yang modern pengeluaran atau biaya operasional yang
diperlukan akan semakin banyak.
Kementerian/Lembaga
wajib untuk menyampaikan Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara melalui
sistem aplikasi yang telah dikembangkan secara terpisah oleh Departemen
Keuangan. Peningkatan kualitas sistem pelaporan keuangan Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia, yang akurat, akuntabel dan tepat waktu. Dengan
adanya sistem yang mempergunakan teknologi informasi, pekerjaan penyusunan
laporan keuangan akan lebih mudah dan rapi.
Pemanfaatan
Teknologi Informasi merupakan salah satu cara dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaporan keuangan. Dengan adanya kerja
sama antara petugas SIM Keuangan dan pengelola/teknisi, maka pemandaatan
teknologi informasi ini menjadi maksimal. Maka dikembangkalah Aplikasi SIM
Keuangan yang telah mengalami proses pengembangan dengan kendala yang harus
diselesaikan dengan baik.
Dari uraian
di atas timbul beberapa pokok permasalahan berkaitan dengan sistem informasi
manajamen keuangan, yaitu:
1.
Bagaimanakah pengertian sistem informasi manajemen keuangan?
2. Bagaimanakah model sistem informasi manajemen
keuangan?
3. Bagaimanakah subsistem model sistem informasi
manajemen keuangan?
1.3 Tujuan Makalah
1. Sebagai tugas untuk
mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan mata kuliah sistem informasi manajemen, serta melatih mahasiswa
agar dapat mengekspresikan pendapatnya terkait mata kuliah yang bersangkutan
dalam bentuk makalah.
2. Untuk mengetahui bagaimana
sistem informasi manajemen keuangan melalui model SIM yang telah ada.
3. Untuk mengetahui perkembangan
yang ada dari sistem informasi manajemen keuangan pada suatu badan/lembaga.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini
adalah:
1. Bermanfaat
sebagai suatu proses belajar dalam membuat makalah.
2. Dapat mengkaji
lebih dalam tentang sistem informasi manajemen keuangan.
3. Bermanfaat
sebagai suatu proses belajar untuk mengetahui mengenai sistem informasi
manajemen keuangan.
4. Untuk menambah
pengetahuan tentang sistem informasi manajemen keuangan dan aplikasinya dalam
suatu lembaga.
1.5 Metode
Pengumpulan Data
Data penulisan makalah ini dengan metode
studi ke perpustakaan. Metode studi ke perpustakaan yaitu suatu metode dengan
membaca pustaka tentang sistem informasi keuangan . selain itu, saya juga
memperoleh data dari internet.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Sistem Informasi Keuangan
Sistem Informasi Keuangan adalah
sistem informasi yang dirancang untuk menyediakan informasi mengenai arus uang
bagi para pemakai di seluruh perusahaan.
Sistem informasi keuangan merupakan
bagian dari SIM yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah keuangan
perusahaan. Secara umum sistem informasi keuangan memiliki sistem pemasukan
yang terdiri dari subsistem data processing didukung oleh internal audit
subsystem yang menyediakan data dan informasi internal. Untuk perusahaan besar
biasanya memiliki staf internal auditors yang bertanggungjawab terhadap
perawatan integritas sistem keuangan perusahaan. Orang yang ahli dalam bidang
ini disebut EDP auditors. Sebagaimana subsistem lainnya, sistem ini juga
dilengkapi financial intelligence subsystem, yang mengumpulkan informasi dari
lingkungan.
Sistem Informasi Manajemen Keuangan
yang selanjutnya disebut SIMKeu adalah serangkaian manual maupun aplikasinya
yang mengintegrasikan semua proses pengelolaan keuangan satker mulai dari
perencanaan anggaran (RKA-KL), Penyusunan Anggaran (DIPA), Penerbitan SPM, dan
Penyusunan Laporan Keuangan (SAI)
Sistem informasi keuangan mempunyai
3 tugas pokok : (1) mengidentifikasi kebutuhan uang yang akan datang, (2)
membantu perolehan dana tersebut, dan (3) mengontrol penggunaannya.
Jenis-jenis Audit Internal dibagi
berdasarkan posisi audit dalam perusahaan yang ada, sebagai berikut:
1.
Audit Keuangan
Menguji
akurasi catatan keuangan perusahaan. Audit keuangan melakukan verifikasi
terhadap keakurangan record perusahaan dan merupakan jenis aktivitas yang
dilakukan oleh auditor eksternal. Auditor internal juga melakukan audit
keuangan khusus terpisah dari apa yang dilakukan oleh auditor eksternal, atau
dapat bekerja sama dengan eksternal.
2. Audit
Operasional
Bertugas
memeriksa efektivitas prosedur. Audit operasional tidak dilakukan untuk
memverifikasi keakuratan record, namun untuk memvalidasi (mensahkan)
efektivitas prosedur. Sistem yang dipelajari hampir semuanya bersifat
konseptual, bukannya fisik, dan mungkin melibatkan atau tidak melibatkan
penggunaan komputer. Dilakukan oleh analis sistem selama tahap analis dari
siklus hidup sistem.
3. Audit Kesesuaian
Bertugas
memeriksa efektivitas prosedur secara berkelanjutan. Kesesuaian, merupakan
lanjutan dari kegiatan audit operasional. Audit kesesuaian akan berlanjut
terus, sehingga prosedur di perusahaan akan terus berjalan dengan baik.
Audit
persetujuan (Kesesuaian) adalah sama dengan audit operasional kecuali bahwa
audit persetujuan bersifat keluar. Sebagai contoh, auditor internal bisa secara
random menentukan pekerja dan secara perorangan para pekerja diberi cek
pembayaran, dan bukannya rnenggunakan pengiriman. Hal ini memastikan bahwa nama
pada sistem penggajian menggambarkan pekerja yang sebenarnya dan bukannya hanya
entri fiktif yang dibuat oleh supervisor yang bertanggung jawab, yang hanya
ingin mendapat bagian dari pembayaran tersebut.
4.
Rancangan Sistem Pengendalian Internal
Rancangan
sistem pengendalian internal merupakan rencana untuk pelaksanaan audit-audit
agar berjalan lebih baik.Auditor internal berpartisipasi aktif dalam
pengembangan sistem. Dalam auditing operasional dan persetujuan, auditor
internal mempelajari sistem yang telah ada. Namun, tak heran kenapa auditor
harus menunggu sampai suatu sistem diimplementasikan, sehingga ia tak dapat
memberikan masukan terhadap pemasangan sistem itu. Salah satu alasannya adalah
akan lebih terlalu mahal untuk rnengoreksi kesalahan sistem pada waktu sistem
itu telah diimplementasikan dari pada melakukan koreksi kepadanya selama waktu
perancangan. Alasan yang lebih penting lagi adalah adanya kenyataan bahwa
auditor internal dapat menyumbangkan keahliannya untuk meningkatkan kualitas
sistem tersebut.
Seorang
auditor memiliki sejumlah kriteria yang harus dipenuhi karena akan berkaitan
erat dengan pekerjaan yang diembannya. Berikut akan kami ulas secara singkat:
1.
Objektivitas
Pentingnya
objektivitas. Seperti halnya auditor eksternal, unsur yang berbeda dari pekeja
lainnya yang harus dimiliki oleh auditor internal adalah objektivitas. Evaluasi
dan saran yang diberikannya adalah untuk mengoreksi sistem orang lain, tidak
pernah untuk sistemnya sendiri. Oleh karena itu, ha1 ini akan menjadi sangat
gawat bila situasi untuk mengoreksi sistemnya sendiri ini tejadi.
Agar audit
internal selalu dapat menjaga keobjektivitasannya, ia tidak disertakan untuk
bertanggung jawab atas sistem yang telah ia bantu dalam pengembangan. Ia hanya
bekerja dalam kapasitasnya sebagai pemberi saran. Ia membuat rekomendasi atau
saran kepada manajemen dan membuat keputusan manajemen mengenai apakah akan
mengimplementasi rekomendasi tersebut atau tidak. Dalam hal ini, auditor
intemal melakukan pekerjaannya persis sama dengan analis sistem.
2. Independensi
Independensi
adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak
tergantung pada orang lain (Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26). Dalam SPAP (IAI,
2001: 220.1) auditor diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah
dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum
(dibedakan di dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern).
Ada berbagai macam
teknik peramalan yang dapat digunakan untuk melihat masa depan. Perusahaan
biasanya akan menggunakan kombinasi dari beberapa teknik, dengan mencari prediksi
masa depan yang paling baik.
Sebagian besar teknik
tersebut bersifat informal dan sangat tergantung pada pengetahuan,
pertimbangan, dan intuisi manajer. Teknik yang lain menggunakan metode
kuantitatif. Metode kuantitatif telah lama digunakan untuk peramalan
sebelum ia diterapkan untuk bidang lain dalam operasi perusahaan.
1. Metode Peramalan
1. Metode Kuantitatif
Bagian keputusan terstruktur
dapat ditangani dengan metode kuantitatif yang berjangkauan dari yang paling
sederbana sampai yang sangat kompleks. Salah satu teknik yang tetap populer
selama dua puluh lima tahun atau lebih adalah regresi. Ia melibatkan hubungan
aktivitas yang menjadi ramalan, seperti penjualan, dengan beberapa aktivitas
lainnya, seperti jumlah tenaga penjual.
2. Metode Non Kuantitatif
Pendekatan non-kuantitatif tidak
melibatkan penghitungan data. Manajer melakukan penalaran, seperti, "Kami
menjual dua ribu unit pada tahun la1u dan kami harus dapat meningkatkan
penjualan tersebut. Maka, saya
pikir kami akan menjual dua ribu lima ratus pada tahun yang akan datang."
Ramalan seperti ini hanya mempunyai sedikit dasar atau bahkan tidak sama
sekali, atau ramalan tersebut dapat dihasilkan dari pengalaman penglihatan
bisnis yang telah bertahun-tahun. Banyak manajer yang dapat melakukan
pendekatan non-kuantitatif ini dengan sangat baik.
Beberapa perusahaan telah
menetapkan sistem formal yang mencakup metode kuantitatif. Ada tiga metode,
yaitu konsensus panel Delphi dan Rapat elektronik:
a. Tehnik Konsensus Panel
Teknik konsensus panel terdiri atas kelompok ahli yang secara
terbuka membahas faktor yang berhubungan dengan masa depan dan melakukan sebuah
proyeksi yang didasarkan pada input kombinasi.
b. Metode Delphi
Metode
Delphi melibatkan sekelompok ahli yang
tidak bertemu secara perorangan, namun mereka memberikan respon kepada
serangkaian quesioner yang dibuat oleh seorang koordinator. Setiap putaran
kuesener menggabungkan input dari putaran sebelumnya. Dengan demikian, sedikit
demi sedikit isinya tersaring terus.
Beberapa prinsip-prinsip yang mendasari subsistem manajemen peramalan
adalah sebagai berikut
a. Semua ramalan adalah proyeksi dari masa lalu
Dasar terbaik untuk
memprediksi apa yang akan terjadi di masa datang adalah dengan melihat apa yang
telah terjadi di masa lampau. Semua jenis peramalan mengikuti pendekatan
atau cara ini. Inilah mengapa data accounting begitu penting untuk
peramalan; yaitu ia memberikan dasar historis.
b. Semua ramalan terdiri atas keputusan semi
terstruktur
Keputusan peramalan
adalah contoh jenis semi terstruktur yang tepat yang diberikan oleh DSS.
Keputusan didasarkan pada beberapa variabel yang dapat diukur dan beberapa
variabel yang tak dapat diukur.
c.
Tak ada teknik peramalan yang
sempurna
Paket peramalan mainframe yang canggih pun tidak dapat diharapkan
memberikan keakuratan prediksi 100 persen. Karena
manajer mengetahui akan sifat peramalan ini, ia banyak menggunakan
pertimbangannya dalam menggunakan output untuk dasar perencanaan
masa yang akan datang.
2.2 Tujuan
Sistem Informasi Keuangan
Sistem Informasi Keuangan dikembangkan dengan tujuan:
1. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan agar
akurat, tepat waktu dan dapat dipertanggung jawabkan yang mampu menghubungkan
kantor satker ke jenjang di atasnya.
2. Mendukung efisiensi, efektifitas dan kelancaran
penyusunan laporan keuangan
3. Sebagai upaya mencapai peningkatan opini laporan
keuangan.
2.3 Pengertian manajemen keuangan menurut para
ahli
1. Pengertian manajemen
keuangan menurut Liefman : Manajemen Keuangan merupakan usaha untuk menyediakan
uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.
2. Pengertian manajemen
keuangan menurut Erlina, SE. Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap
fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana
memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut
(allocation of fund).
3. Pengertian manajemen
keuangan menurut Depdiknas : Manajemen keuangan merupakan tindakan
pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan,
pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan.
4. Pengertian manajemen
keuangan menurut Prawironegoro : Aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan
untuk memperoleh modal yang semurah-murahnya dan menggunakan seefektif,
seefisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
5. Pengertian manajemen
keuangan menurut Suad Husnan : Manajemen Keuangan ialah manajemen terhadap
fungsi-fungsi keuangan.
6. Pengertian manajemen keuangan menurut Bambang
Riyanto : keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha
mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat
yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut
se-efisien mungkin.
2.4 Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan Manajemen
Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila
suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin.
Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar
dari tindakan yang tidak diinginkan.
2.5 Analisis Sumber Dana dan Penggunaannya
Analisis sumber dana
atau analisis dana merupakan hal yang sangat penting bagi manajer keuangan.
Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan asal
perolehan dana tersebut. Suatu laporan yang menggambarkan asal sumber dana dan
penggunaan dana. Alat analisis yang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi dan
prestasi keuangan perusahaan adalah analisis rasio dan proporsional. Langkah
pertama dalam analisis sumber dan penggunaan dana adalah laporan perubahan yang
disusun atas dasar dua neraca untuk dua waktu. Laporan tersebut menggambarkan
perubahan dari masing-masing elemen tersebut yang mencerminkan adanya sumber
atau penggunaan dana.
2.6 Definisi
Perancangan Sistem
Menurut
Burch, (Jogiyanto,2005) bahwa : ”Perancangan sistem sebagai penggambaran,
perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan atas beberapa elemen yang
terpisah ke dalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi”
Sedangkan
Scott, (Jogiyanto, 2005) memaparkan bahwa : “Rancangan sistem
adalah kegiatan untuk menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa
yang harus diselesaikan, tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan
komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras suatu sistem sehingga
setelah instalasi atas sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang
telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem”.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Defini Sistem Informasi Keuangan
Sistem Informasi Keuangan adalah sistem informasi
(subsistem CBIS) yang memberikan informasi kepada orang atau baik di dalam
perusahaan maupun di luar perusahaan mengenai masalah keuangan perusahaan.
Informasi yang diberikan disajikan dalam bentuk laporan khusus, laporan
periodik, hasil dari simulasi dalam bentuk laoran khusus, laporan periodik,
hasil dari simulasi matematika, saran dari sistem pakar, dan komunikasi
elektronik.
3.2 Model Sistem Informasi Keuangan
Ketiga tugas pokok tersebut
ditampilkan sebagai subsistem output dalam sistem informsai keuangan. Sistem
ini mempunyai pengaturan spektural yang sama dengan yang kita gunakan untuk
sistem informasi pemasaran dan manufaktur.
a)
Komponen Input Sistem Informasi terdiri dari subsistem
audit internal, sistem informasi akuntansi, subsistem intelejen keuangan.
b)
Komponen output dari Sistem Informasi Keuangan terdiri
dari subsistem peramalan, subsistem manajemen dana, Subsistem Pengendalian.
Ada tiga
subsistem input yaitu: subsistem informasi akuntansi, subsistem audit internal
dan subsistem intelegen keuangan.
1.
Subsistem Pemrosesan Data
Subsistem
pemrosesan data mengumpulkan data internal dan lingkungan. Kita mengetahui bagaimana terminal pengumpulan data
dibidang manufaktur mengumpulkan data internal. Data lain diperoleh dari
dokumen sumber dan dimasukkan ke dalam database dengan menggunakan terminal
dalam jaringan yang ditempatkan diseluruh perusahaan. Subsistem pemrosesan data
juga mengumpulkan data lingkungan sebagai hasil dari transaksi bisnis
dengan perusahaan lain. Kita telah mengetahui bagaimana sistem entri
pemesanan dan account receivable
mengumpulkan data dan bagaimana sistem pembelian, penerimaan dan account payable mengumpulkan
data pemasok.
Data internal berfungsi sebagai dasar untuk pemecahan masalah
yang berhubungan dengan segala aspek operasi perusahaan, sebagai contoh
menggunakan data yang diperoleh dari pelaporan kerja, yang digunakan sebagai
dasar untuk menyusun atau merevisi standar penampilan. Data lengkungan
memberikan dasar untuk pemecahan masalah yang berkaitan dengan pelanggan dan
pemasok perusahaan. Sebagai contoh, dalam menggunakan model matematis untuk
mensimulasi pengaruh dari keputusan mengenai inventarisasi, manajer akan memasukkan
skenario yang sebagian didasarkan pada data accounting
historis yang menjelaskan pesanan pelanggan dan lead time pemasok.
Sistem Informasi Akuntasi (SIA) merupakan bagian dari Sistem Informasi
Manajemen. Sistem Informasi Manajemen (SIM) digunakan oleh pihak manajemen
dalam menjalankan bisnis perusahaan. Sehingga Sistem Informasi Akuntasi dalam
hal ini juga sebagai sumber informasi yang berguna dalam mencapai
tujuan perusahaan yang terangkum dalam Sistem Informasi Manajemen.
Setelah mengetahui sejumlah dasar
pemrosesan data, disini kami akan melanjutkan pembahasan dan meninjau lebih
dalam secara singkat mengenai dasar-dasar pemrosesan data.
a. Sinonim dengan Accounting.
Dalam
pandangan kami, sistem pemrosesan data adalah sama dengan
sistem accounting.
b. Tujuan Pemrosesan Data.
Tujuan pemrosesan data adalah
untuk menghasilkan dan memelihara record perusahaan yang up-to-date.
c. Aplikasi yang Dibutuhkan.
Perusahaan tidak
memutuskan apakah mengimplementasikan sistem pemrosesan data atau tidak, sistem
tersebut dikehendaki oleh elemen dalam lingkungan, khususnya pemegang saham,
masyarakat keuangan, dan pemerintah.
d. Tugas Pokok.
Pemrosesan data mempunyai empat tugas
pokok yaitu pemgumpulan data, pengubahan data penyimpanan data
dan pembuatan dokumen.
e. Sifat Pemrosesan Data.
Pemrosesan data menjalankan tugas
yang penting, secara relatif mengikuti prosedur standart, memberikan data
yanglengkap, utamanya mempunyai fokus histori dan memberikan
informasi pemecahan masalah minimal.
f. Subsistem Pemrosesan Data.
Subsistem dari sistem distribusi,
menampilkan contoh yang tepat mengenai bagaimana subsistem utama dipadukan
melalui arus data. Subsistem penggajian melengkapi delapan subsistem dari
sistem distribusi untuk membentuk inti pemrosesan data bagi berbagai jenis
organisasi.
2.
Subsistem Audit Internal
Pengertian
auditor adalah orang bertugas memeriksa catatan akuntansi untuk menguji
kebenarannya. Auditor intemal adalah pekerja dalam perusahaan, yang biasanya
terlibat dalam pekerjaan perancangan dan evaluasi sistem informasi konseptual
seluruh perusahaan. Subsistem audit internal sama dengan subsistem penelitian
pemasaran dan subsistem teknik industri, yakni bahwa mereka ini dirancang untuk
melakukan studi khusus mengenai operasi perusahaan. Auditor intemal harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Ini rneliputi pemahaman
komputer dan informasi, selain kemampuan auditing standar yang dimilikinya.
Mungkin
kebalikan dari apa yang anda perkirakan, bahwa auditor internal tidak selalu
harus dari lulusan perguruan tinggi jurusan akuntansi, namun mereka yang bekeja
di auditing bisa dari berbagai macam disiplin ilmu. Kondisi ini, dan dengan
adanya kenyataan bahwa sistem bisnis bersifat sangat kompleks, menyebabkan
auditor internal harus setidaknya menjalani training sekitar empat tahun.
Semuanya ini dimaksudkan agar auditor intemal, seperti halnya spesialis
informasi, dapat memberikan kontribusi yang beragam terhadap proyek sistem
berdasarkan disiplin ilmunya dan berdasarkan pengalamannya.
Mungkin
tingkat kontribusi auditor ini bisa dipengaruhi oleh sikap manajemen puncak.
Jika manajemen melihat auditor hanya sebagai anjing pengawas yang misi utamanya
mendeteksi kelemahan yang terhadap sistem yang telah diinstal, maka
kontribusinya akan sedikit. Sebaliknya, bila manajemen melihatnya secara
positif yaitu bahwa ia dapat memberikan masukan atau pengaruh kepada seluruh
siklus hidup CBIS, maka tingkat kontribusinya akan tinggi.
Auditor
internal, seperti halnya insinyur industri, biasanya hanya terbatas melakukan
aktivitas internal. Namun demikian, ada pemikiran diantara internal, bahwa
mereka seharusnya lebih rnernberikan perhatian pada lingkungan. Dengan lebih
banyak melihat lingkungan perusahaan, auditor akan perspektif yang lebih luas untuk
rnernperhatikan sistem perusahaan dan ia dapat lebih mempunyai peran dalam
tugas konsultasinya.
Selama ini
tak ada tanda yang menunjukkan bahwa auditor internal telah memiliki perspektif
yang lebih luas tersebut. Namun, untuk mencapai pola yang telah kita terapkan,
yaitu sejauh mana CBIS seharusnya berfungsi, kita telah menyertakan input
lingkungan ke dalam subsistem auditing internal.
Auditor dibagi 2 jenis menjadi:
1. Auditor
Ekternal: Auditor yang bekerja untuk kantor akuntansi publik. Biasanya terdapat
pada perusahaan kecil.
2. Auditor
Internal: Auditor yang dimiliki sendiri oleh perusahaan. Biasanya pada
perusahaan besar memiliki auditor
internal sendiri.
3. Subsistem Intelegen Keuangan
Subsistem
Intelijen Keuangan, yaitu mengumpulkan data dari masyarakat keuangan
yaitu bank, agen pemerintah, pasar pengaman dan sebagainya. Komponen ini
memonitor denyut nadi ekonomi nasional dan memberikan informasi kepada eksekutif
perusahaan dan analisis keuangan mengenai trend yang dapat mempengaruhi
perusahaan. Berperan untuk digunakan mengidentifikasikan sumber-sumber terbaik
modal tambahan dan investasi terbaik. Informasi yang diperoleh berasal dari
beberapa pihak antara lain :
a.
Informasi pemegang saham, contoh: Laporan tahunan atau
triwulan.
b.
Informasi Masyarakat Keuangan.
c.
Pengaruh lingkungan pada arus uang (Pemerintah Pusat
dan Daerah)
Sistem
Informasi Keuangan (SIK) mencakup tiga subsistem output yaitu: subsistem
peramalan, subsistem manajemen dana, dan subsistem pengontrolan.
1. Subsistem
Peramalan
Subsistem Peramalan
memproyeksikan aktivitas perusahaan untuk jangka waktu sepuluh tahun
atau pun lebih. Aktivitas tahun yang akan datangterutama dipengaruhi oleh
permintaan pasar dan hambatan internal sepertikapasitas produksi, dan keuangan
yang ada. Bila jangka waktu peramalan tersebut diperpanjang, maka pengaruh
lingkungan meningkat. Perubahan kebutuhan harus
diantisipasi, seperti halnya mengantisipasi iklim ekonomi.
Model peramalan
telah dikembangkan, yaitu meliputi data internal dan lingkungan. Data ini akan
memberikan dasar bagi perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Model ini
berfungsi sebagai alat DSS untuk memecahkan masalah yang menjadi kurang terstruktur karena
adanya perpanjangan jangka waktu perencanaan.
2.
Subsistem Manajemen Dana
Kita telah mengetahui
bahwa fungsi keuangan menggambarkan arusuang dalam perusahaan. Subsistem
manajemen dana adalah bagian dari sistem informasi keuangan yang mempunyai
pengaruh yang sangat kuat pada arus tersebut.
Model Cash Flow adalah contoh yang tepat
mengenai cara penggunaan komputer untuk mengelola arus uang, karena ia mencakup
seluruh struktur yaitu dari penerimaan cash sampai pembayaran atau pengeluaran
cash. Banyak keputusan subsider atau tambahan yang harus dibuat dalam
struktur ini, dan subsistem manajemen dana dapat memberikan dukungan.
Perusahaan tidak secara
penuh dipengaruhi oleh lingkungannya. Berkaitan dengan sumber
uang, perusahaan dapat mepengaruhi arus yang mengalir ke dan
dari lingkungan. Program yang ada di dalam subsistem manajemen dan
amemungkinkan manajer keuangan untuk membuat keputusan yang dapat mempengaruhi
arus tersebut sesuai yang dikehendaki. Kita telah melihat bagaimana expert system dapat digunakan untuk
mengatur arus masuk dengan cara menerapkan kebijaksanaan kredit perusahaan.
Pengaruh yang kuat atas arus keluar ditahan oleh subsistem pengontrolan.
3.
Subsistem Pengendalian
Subsistem ini terutama terdiri dari
atas program yang menggunakan data yang dikumpulkan oleh subsistem pemroses
data, guna untuk menghasilkan laporan yang menunjukkan bagaimana uang tersebut digunakan.
Laporan itu biasanya membandingkan penampilan keuangan yang sebenarnya
dengan anggaran. Subsistem Pengendalian memungkinkan manajer untuk
mengontrol penggunaan anggaran.
1.
Proses
Penganggaran
Proses penyusunan anggaran terdiri
atas sejumlah keputusan semiterstruktur. Selain sangat dibutuhkan dukungan data
dalam bentuk record accounting historis, juga diperlukan berbagi pertimbangan.
Ada tiga pendekatan atau cara umum yang dapat dilakukan perusahaan dalam
menyusun anggarannya yaitu top-down, bottom-up, dan partisipatif.
a.
Pendekatan Top-Down
Bila dilakukan top-down, eksekutif perusahaan menentukan jumlah anggaran yang
kemudian penentuannya dibebankan kepada tingkat dibawahnya. Rasionalisasi
pelaksanaan pendekatan ini adalah bahwa eksekutif mempunyai pemahaman yang
paling baik mengenai tujuan jangka panjang perusahaan dan dapat mengalokasikan
dana yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut.
b.
Pendekatan Bottom-Up
Bila dilakukan pendekatan bottom-up, proses penyusunan anggaran
dimulai dari tingkat organisasional paling bawah dan naik ke atas. Logikanya
adalah bahwa orang yang berada pada tingkat bawah adalah yang paling dekat
dengan tindakan dan paling dapat menentukan kebutuhan sumbernya.
c.
Pendekatan Partisipatif
Karena adanya kelemahan dari
pendekatan top-down dan bottom-up tersebut, maka yang paling umum yang
dilakukan adalah proses penyusunan anggaran partisipatif. Yaitu, orang akan
menerima dana turut ambil bagian dalam penyusunan jumlah dana tersebut.
Ini adalah pendekatan give and
take, yakni bahwa manajer pada berbagai tingkat melakukan negosiasi
untuk menyusun anggaran agar semuanya mendapat kepuasan. Manajer tingkat
menengah berperan pokok dalam proses ini, yaitu dengan memberikan
pandangan jangka panjang kepada eksekutif dan memberikan pandangan mengenai
kebutuhan jangka pendek bagi manajer tingkat bawah.
2.
Laporan Anggaran
Anggaran operasi untuk sebuah unit,
seperti departemen atau devisi, terdiri atas jumlah untuk tiap item pengeluaran
pokok (gaji, telepon, sewa, pemasok dan sebagainya). Item pengeluaran ini
biasanya dialokasikan perbulan sepanjang tahun fiskal agar sesuai dengan
tingkat fluktuasi aktivitas. Setiap manajer yang mempunyai tanggung jawab
anggaran ini menerima laporan bulanan, yang menunjukkan pengeluaran sebenarnya
dari tiap unitdibandingkan dengan anggaran.
Laporan ini biasanya mempunyai
dampak yang besar pada manajer. Dalam beberapa perusahaan,
rencana kompensasi manajemen sebagian didasarkan pada penampilan
anggaran. Mungkin perusahaan akan memberikan bonus jika penampilannya
tidak melenceng dari anggaran. Tujuannya adalah untuk memenuhi jumlah
keseluruhan yang dianggaran selam setahun.
3.
Rasio Penampilan
Selain untuk
menyusun anggaran, subsistem pengontrolan juga menghasilkan sejumlah rasio
penampilan, yang memungkinkan manajer pada semua tingkatan untuk membandingkan
penampilan mereka dengan standar industri perusahaan tersebut, serta mungkin
dengan bisnis secara keseluruhan. Rasio ini dihitung dengan menggunakan total
rekapitulasi dari transaksi akuntansi. Hanya ada beberapa rasio. Diantaranya,
yang paling terkenal adalah current ratio
yang mengukur tingkat hutang jangka pendek dengan aset yangdapat diubah menjadi
cash dengan mudah, yang dapat dicakup oleh unit perusahaan atau
organisasional. Rasio sebesar 1,0 atau lebih besar adalah yang diinginkan,
karena ia berarti bahwa hutang dapat ditutup tanpa harus menjual beberapa
aset. Rasio populer yang lain adalah inventory turnover.
BAB IV
Dari makalah yang telah kami tulis, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa:
1.
Sistem
Informasi Keuangan adalah sistem informasi (subsistem dari CBIS) yang
memberikan informasi kepada orang atau kelompok baik di dalam perusahaan maupun
di luar perusahaan mengenai masalah keuangan perusahaan. Informasi yang diberikan disajikan dalam bentuk laporan
khusus, laporan periodik, hasil dari simulasi matematika, saran dari sistem
pakar, dan komunikasi elektronik.
2.
Terdapat 3
jenis subsistem input yaitu, subsistem pemrosesan data, Ada empat jenis dasar
kegiatan audit internal: keuangan,
operasional, kesesuaian, rancangan sistem pengendalian internal.
3.
Terdapat 3
subsistem output yaitu:
a.
Sistem Peramalan,
merupakan salah satu kegiatan matematis tertua dalam bisnis. Ada tiga fakta
dasar dalam pemikiran peramalan : (1) Semua peramalan merupakan proyeksi dari
masa lalu (2) Semua peramalan terdiri dari keputusan semistruktur (3) Tidak ada
teknik
peramalanyang sempurna.
b.
Subsistem
Manajemen Dana, bertugas untuk mengelola arus uang,menjaganya agar tetap
seimbang dan positif.
c.
Subsistem
Pengendalian, memudahkan manajer untuk menggunakan secara efektif semua sumber
daya yang tersedia
4.2 Saran
Mungkin inilah yang dapat disampaikan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna. Bila ada kritik dan saran, dapat disampaikan pada saat presentasi kelompok dan sebagai bahan acuan serta referensi untuk penelitian kami di masa yang akan datang.
Mungkin inilah yang dapat disampaikan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna. Bila ada kritik dan saran, dapat disampaikan pada saat presentasi kelompok dan sebagai bahan acuan serta referensi untuk penelitian kami di masa yang akan datang.
Daftar Pustaka
Astuti, Dewi. 2004.
Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hanafi, M. Mamduh,
2004, Manajemen Keuangan,edisi pertama, cetakan kedua, penerbit: BPFE,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sinuraya, Murthada,
2008, Teori Manajemen Keuangan, edisi kedua, penerbit : Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Brigham, Eugene F dan
Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.Edisi Sepuluh. Terjemahan
oleh Ali Akbar Yulianto.Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.